HEBOH... Orang Ini tak Mau Bayar Kantong Plastik Rp 200 Karena Menganggap Kedzoliman Pemerintah. Nitizen bernama Joko Prasetyo menolak membayar kantong plastik yang sudah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 200,-. Pengalamannya belanja di Indomaret ini di upload ke facebook lantaran menganggap keputusan pemerintah mengharuskan masyarakat membayar kantong plastik merupakan suatu kedzaliman.
Ayo Lawan Kedzaliman Penguasa Meski Hanya Dengan Menolak Bayar Kantong Keresek 200 Perak
Saya biasanya menunggu di motor, tapi barusan setelang menunggu satu menit, lalu menyusul istri masuk ke Indomart.
“Saya tidak
mau bayar yang Rp 200 untuk kantong kereseknya Mbak!” ujar saya begitu
membaca pengumuman di kassa sejak Ahad 21 Pebruari pembeli yang memakai
kantok plastik dari Indomart diharuskan membayar Rp 200 untuk mengurangi
sampah plastik.
“Itu sudah aturan dari pemerintahnya Pak...” ujar pelayan Indomart di kassa.
“Justru itu, saya tidak mau... pemerintah dzalim!” tegas saya.
“Justru itu, saya tidak mau... pemerintah dzalim!” tegas saya.
“Lihat,” ujar saya sembari menenteng sabun cair pencuci piring Sunlight
yang saya sabet dari rak pajangan, “plastiknya tebal, butuh waktu
ratusan tahun bagi tanah untuk mengurainya! Tapi mengapa kita malah
harus bayar kantong keresek yang mudah diurai?”
Pembeli yang di kassa melihat saya sambil senyum, pelayan Indomart yang
laki-laki menghampiri dan mendampingi pelayan perempuan. Pelayanan
lainnya sambil mengelap kaca memandang ke kassa.
Mendengar saya berbicara dengan nada tinggi (nada tinggi itu versi istri
ya, versi saya itu biasa saja, hee.. he..) di kassa, istri langsung
menghampiri. Saya lalu merebut minyak goreng yang berbungkus plastik
tebal yang dipegang istri, Sovia.
“Ini juga butuh ratusan tahun! Tapi kenapa kita yang malah disuruh
mengurangi penggunaan kantong plastik! Bukannya perusahaan-perusahaan
itu yang dilarang menggunakan kemasan plastik? Di kantong plastik
Indomart kan ada tulisan go green, pertanda mudah diurai, mengapa
penggunaannya harus dikurangi dengan harus membayar Rp 200 bila tetap
ingin memakainya tetapi... lihat, itu... Coca Cola, botolnya dari
plastik, butuh waktu ratusan tahun untuk diurai!”
Lalu saya memegang mie instant Indomie yang disodorkan pembeli lain ke
kassa yang hanya senyum-senyum saja melihat saya, “ini juga plastik,
butuh waktu yang jauh lebih lama untuk diurai daripada kantong keresek
go green!”
“Tapi ini sudah aturannya ya Pak,” ujar pelayan laki-laki.
“Justru itu, Mas lapor ke atasan Mas, saya tidak mau bayar, bukan saya
tidak mampu, tapi saya tidak mau menaati kebijakan pemerintah yang
dzalim itu! Kalau tetap harus bayar 200 saya tidak jadi belanjanya. Biar
Indomart lapor juga ke pemerintah, rakyat tidak mau didzalimi terus!”
tegas saya.
“Kalau berbicara lingkungan,” lanjut saya, “Mengapa anak perusahaan
Sinar Mas yang membakar hutan dibiarkan? Mengapa perusahaan-perusahaan
minyak, minuman, sabun, dibiarkan menggunakan plastik tebal? Kenapa
kita, rakyat ini, mau pakai plastik go green saja harus bayar Rp 200?
Apa karena mereka yang membiayai kampanye pemilunya?”
sumber; beritaislamterbaru.org
0 komentar:
Posting Komentar